Halo para pembaca blog pribadi
saya, apa kabar di Tahun 2016 ini? Tak terasa baru saja kita memulai lembaran
baru di tahun 2016 ini. Hmm, rasanya sudah cukup lama saya tidak menulis
artikel dan seputaran informasi di blog ini. Maklum, sekarang ini saya sedang
memiliki kesibukan baru setelah lulus kuliah medio 2014 kemarin. Yah,
disela-sela waktu yang padat saya jadi rindu untuk mengaktifkan blog yang
sempat vakum beberapa tahun ini. Saat ini saya sedang kepikiran untuk berbagi
cerita dan mungkin curhatan beberapa teman dan para ABK alias Anak Baru Kerja
tentang bagaimana pengaturan keuangan pribadi atau bahasa kerennya personal
finance.
Tentu sebagai orang yang masih
usia muda nan produktif kita tidak mau punya masa depan tanpa perencanaan
bukan? Apalagi gaji yang kita terima tiap bulan seringkali Cuma mampir lewat
doang, langsung ludes bin amblas begitu saja sebelum waktunya. Well, kebiasaan
ini memang cukup membuat kalut sebagian orang dan menurut saya kebiasaan buruk
ini harus segera dihapuskan dari kamus hidup anda sekalian.
Oke, langsung saja mungkin saya
langsung ke topik pembahasan, apa sih personal finance itu? Secara teori
adalah sebuah seni dan ilmu mengelola sumber daya (money/wealthness)
dari unit individual maupun rumah tangga (Gitman 2002). Mungkin sederhananya, personal
finance itu adalah segala bentuk aktivitas yang mengatur dan mengelola
sumber kekayaan pribadi, perseorangan maupun kelompok untuk memastikan bahwa
sumberdaya tersebut dikelola dengan baik, tepat dan sesuai kebutuhan individu
atau kelompok tersebut.
Nah, tentu untuk memulai sebuah
revolusi dalam hal personal finance ini ada hal yang sangat dibutuhkan
agar program tersebut tetap berjalan, diantaranya adalah TEKAD BULAT dan
KONSISTENSI. Well, kenapa dua hal tersebut menjadi sangat penting
dalam topik ini? Yaa, karena tanpa keduanya agenda pengaturan keuangan kita gak
akan jalan, yakin deh.
Oke setelah tekad dan konsistensi
sudah ada, sekarang kita masuk fase berikutnya yaitu: “Seberapa besar sih
porsi yang harus disisakan untuk menabung, investasi dan belanja dalam sebulan?”
yup, itu biasanya banyak ditanyakan oleh sebagian orang termasuk saya kala
itu waktu masih awal-awal punya gaji hehe. Menurut saya sih, setiap orang
memiliki kebebasan atau angka ideal untuk menentukan porsi pos pembagian
pendapatannya. Beberapa ahli keuangan dan praktisi keuangan membagi pos-pos
pendapatan sebagai berikut:
- 40% pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari (ingat bukan keinginan tapi kebutuhan rutin bulanan).
- 25% adalah sebagai pos untuk tanggungan hutang atau cicilan kredit kamu.
- 20% anggap untuk bonus menyenangkan dirimu (fashion, food, fun, etc).
- 10% untuk investasi masa depan, bisa berupa tabungan, deposito, emas atau reksadana.
- 5% untuk dana sosial dan kemanusiaan misal, infaq, sedekah dsb.
Nah, itu sih saran atau pendapat
dari beberapa praktisi keuangan, jadi boleh kamu ikutin atau mau bikin porsi
pos sendiri it’s u’r own choice guys! Kalau dari saran dari saya sih,
sebaiknya pos anggaran untuk investasi sebaiknya agak dibesarin dikit ya gaes
porsinya, ya sekitar 15-20% lah kalo bisa. Syukur-syukur bisa sampai 30% hehe.
Ohya, yang nggak kalah
penting juga nih gaes, kalian harus menyiapkan dana darurat, apa itu dana
darurat? Dana darurat adalah sejumlah dana yang harus dipersiapkan untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga. Misalnya, sakit, biaya opname, biaya
kecelakaan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau kondisi-kondisi mendesak lain
yang mengharuskan kita untuk memiliki dana pada saat itu juga. Idealnya setiap
individu memiliki minimal dana darurat sejumlah 3 kali lipat dari pengeluaran
bulanan bagi yang masih single a.k.a jomblo. Untuk yang sudah menikah
dan berkeluarga tentu dana yang dipersiapkan juga harus lebih besar, bisa jadi
6-12 kali lipat dari total pengeluaran bulanan.
Oke lanjut nih berbicara mengenai
investasi, ada beberapa jenis investasi yang bisa kamu ambil, investasi
tersebut terbagi menjadi 2 jangka waktu: pendek, menengah dan panjang. Penjelasannya
begini nih:
- Investasi Jangka Panjang
Makanya Investasi
jangka panjang ini memang tidak terlihat menguntungkan dalam jangka pendek atau menengah, namun dapat dipastikan
investasi ini akan memiliki nilai yang tinggi saat telah mencapai waktu
tertentu.
Ambil contoh
beberapa jenis investasi yang saya tahu: emas batangan, tanah, rumah, reksadana
saham dan sebagainya. Investasi tersebut ada yang liquid (mudah
dicairkan/dijual seperti: emas, saham) maupun ada yang non liquid (seperti:
rumah, tanah). Keuntungannya ketika kamu memiliki aset yang likuid, maka kamu
akan bisa menjualnya kapan saja saat dibutuhkan, namun tidak sebaliknya. Ohya,
untuk investasi rumah dan tanah kelemahannya adalah kamu membutuhkan dana yang
cukup besar untuk memulainya, namun tidak untuk emas dan reksadana saham (lain
waktu kita bahas ya mengenai reksadana).
- Investasi Jangka Menengah
Untuk investasi
ini memiliki periode antara 3-5 tahunan, jadi jika kamu memiliki rencana yang
mungkin akan kamu lakukan 3-5 tahun lagi, kamu bisa ambil beberapa jenis
investasi seperti misalnya: emas, sukuk, reksadana pendapatan tetap dan juga reksadana
campuran.
- Investasi Jangka Pendek
Untuk kalian yang
biasanya masih belum bisa memprediksi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga
dalam 1-3 tahun, mungkin ada baiknya ambil investasi jangka pendek. Banyak contoh investasi untuk
jangka pendek ini yang sudah tidak asing ditelinga kita, misalnya tabungan
(meskipun saya tidak merekomendasikan sih), deposito dan reksadana pasar uang.
Nah, itu dia beberapa jenis
investasi yang bisa kalian pilih untuk menentukan mana yang lebih cocok dengan
kondisi keuangan, profil resiko dan kebutuhanmu sekarang. Tentu kalian juga
harus memiliki planning tersendiri kira-kira 1-5 tahun kedepan mau
diapakan uang kalian? Mau dinganggurin gitu aja atau mau ditanam
agar berbuah? Haha pikir sendiri yaa...
*) Nb:
Awas, cermati betul investasi mana yang akan kamu ambil, tentu investasi yang jelas dan bukan abal-abal ya gaes. salah-salah untung tapi malah buntung. hoho, Sampai jumpa...